Selasa, 02 November 2010

ring of fireGEOGRAFIS GUNUNG MERAPI
Dalam satu pekan terakhir kita dikejutkan oleh berita tentang bencana yang melanda beberapa daerah. Dua bencana yang merenggut korban jiwa paling besar adalah bencana tsunami di Mentawai dan meletusnya gunung Merapi di Yogya, dan menjadi sorotan utama para ahli dan menjadi siaran berita utama di berbagai stasiun televisi nasional. Bencana tersebut merupakan murni bencana alam, tidak ada kaitan langsung sebagai akibat perbuatan manusia. Mengingat akan hal ini, tentunya sebagai penduduk Indonesia sangatlah perlu bagai kita untuk mengetahui tentang kondisi alam; kondisi geografis negara kita ini.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga lempeng sabuk pegunungan aktif yaitu lempeng Pasifik, lempeng Mediterania, dan lempeng Indo-Australia. Hal ini mengakibatkan Indonesia adalah negara yang rawan akan keadaan seismik. Gempa bumi terjadi apabila terjadi patahan akibat bergesernya lempengan. Sedangkan tsunami terjadi apabila tumbukan antarlempeng terjadi di bawah permukaan laut. Indonesia berada pada jalur The Pasific Ring of Fire (Cincin Api Pasifik) yaitu jalur rangkaian gunung api aktif di dunia. Cincin api Pasifik membentang di antara subduksi maupun pemisahan lempeng Pasifik dengan lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, lempeng Amerika Utara dan lempeng Nazca yang bertabrakan dengan lempeng Amerika Selatan. Cincin Api Pasifik membentang dari mulai pantai barat Amerika Selatan, berlanjut ke pantai barat Amerika Utara, melingkar ke Kanada, semenanjung Kamsatschka, Jepang, Indonesia, Selandia Baru, dan kepulauan di Pasifik selatan. Indonesia memiliki gunung berapi dengan jumlah mencapai 240 buah, dimana hampir 70 diantaranya masih aktif. Zona gempa dan gunung api aktif Sirkum Pasifik dikenal karena gempa hebat atau tsunami dahsyat di kawasan itu dapat dipastikan menelan korban jiwa manusia.

JURU KUNCI GUNUNG MERAPI
Juru kunci Gunung Merapi, Mbah Marijan akhirnya meninggal. Setelah kemarin (tadi) malam kabar tentang keberadaan/kondisi mbah Maridjan sempat simpang siur, bahkan banyak media berita online yang menuliskan kalau Mbah marijan ditemukan masih hidup dengan kondisi tubuh lemas. Namun kabar terakhir pagi hari ini (27/10/2010), mengabarkan kalau tubuh yang diduga kuat mayat mbah Maridjan telah ditemukan.
Tubuh mayat yang diduga kuat mbah Marijan tersebut, kabarnya ditemukan di kamarnya mbah Marijan sendiri dengan kondisi telungkup atau sedang sujud. Keyakinan kalau mayat tersebut adalah mbah Marijan untuk sementara didasarkan pada kondisi fisik, seperti batik dan peci yang digunakan oleh mbah Maridjan. Kemuadian dari jempol mbah marijan yang bengkok, sama persis dengan jempol mayat yang ditemukan tersebut. Keyakinan tersebut juga diperkuat dari lokasi ditemukannya mayat tersebut, yaitu di kamar mbah Marijan.
Juru Kunci Gunung Merapi - Mbah Maridjan



Mbah Maridjan – Juru kunci Gunung Merapi
Pihak keluarga sendiri kabarnya sudah menyakini kalau mayat tersebut adalah mayat mbah Marijan. Namun untuk memastikan itu benar-benar mayat mbah marijan, maka pihak rumah sakit kabarnya akan melakukan tes DNA.
Selamat jalan mbah Maridjan, kearifan-mu akan selalu kami kenang. 

 

 

 

 

Aktivitas Gunung Merapi Tinggi

foto
Gunung Merapi. TEMPO/Heru CN
TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Semburan Gunung Merapi diperkirakan belum akan berhenti. Berdasarkan hasil pantauan Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta menggunakan alat dan analisis visual, aktivitas Merapi masih tinggi.

"Kini Merapi berstatus 'awas' karena masih terjadi gempa dan awan panas," kata Kepala Seksi Gunung Merapi Sri Sumarti.

Balai pemantau gunung itu hingga kemarin masih terus mencatat gempa dan deformasi (penggembungan) tubuh dari lokasi-lokasi yang aman dari amukan wedhus gembel atau awan panas. Mereka juga melarang masyarakat mendekat ke area yang berjarak 10 kilometer dari puncak Merapi. Daerah tersebut ditetapkan sebagai area rawan bencana III. Yang masuk dalam daerah ini adalah hulu sungai di sekitar Merapi sektor selatan, tenggara, dan barat daya. Sungai-sungai yang dimaksudkan adalah Kali Boyong, Kuning, Gendol, Woro, Bebeng, Krasak, dan Bedog.

Menurut Sri Sumarti, bila aktivitas Merapi sudah menurun, statusnya akan diturunkan menjadi siaga atau turun lagi menjadi normal.

Letusan Merapi terjadi mulai 26 Oktober hingga 30 Oktober lalu. Sudah 11 juta meter kubik bahan vulkanik--pasir, batu, dan debu--dimuntahkan dari perut Merapi. Sebagian besar material gunung di perbatasan Jawa Tengah dengan Daerah Istimewa Yogyakarta itu mengarah ke Kali Gendol di Cangkringan, Sleman.

"(Material itu) masih akan bertambah jumlahnya karena terus terjadi luncuran awan panas dan material vulkanik," kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, R. Sukhyar, di Yogyakarta kemarin. Tapi ia meminta masyarakat tak khawatir. Kali Gendol, katanya, bisa menampung 18 juta meter kubik material. Kali Opak, yang dekat dengan Kali Gendol, punya daya tampung 8 juta meter kubik.

Guyuran abu vulkanik yang sampai ke Yogyakarta itu sempat membuat warganya cemas. Banyak orang khawatir kondisi udara Kota Gudeg itu bakal membahayakan. Orang pun berebut membeli masker sampai apotek-apotek di sana kekurangan pasokan.

Kecemasan itu ditepis Badan Lingkungan Hidup. Menurut badan ini, kualitas air dan udara Yogyakarta masih aman. Kepala Badan Lingkungan Suyana mengatakan, untuk kualitas air terbuka di alam, kandungan abu sulfatnya (SO2) sekitar 50 miligram per liter, dan air tertutup 30 miligram per liter. Padahal ambang batasnya 400 miligram per liter. "Jadi, masih aman," ucapnya.

Kualitas udara juga dicek di beberapa titik, seperti di Perempatan Pingit, Kelurahan Bener, Perempatan Wirobrajan, Kantor Pos Besar, Parkir Abu Bakar Ali, Pojok Beteng Kulon, dan Perempatan Tungkak. Hasilnya, kandungan sulfat tertinggi 0,12 ppm (satu per sejuta). Angka itu masih di bawah ambang batas 0,34 ppm.

Wali Kota Yogya Herry Zudianto kemarin mengedarkan surat jaminan bahwa Yogya layak wisata kepada seluruh biro perjalanan wisata di sana. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono, juga menegaskan bahwa daerah rawan bencana hanya pada radius 10 kilometer. Sedangkan jarak Yogyakarta dengan Merapi 30 kilometer.

Selasa, 17 Agustus 2010

Makna 17 Agustus 1945

Tanggal 17 Agustus adalah hari yang amat bersejarah bagi bangsa Indonesia untuk dapat merasakan kemerdekaan yang selama ini telah kita rasakan selama 65 tahun. Kemerdekaan itu bukan hal yang mudah di dapat karena melibatkan pertumpahan darah para pejuang untuk merebut kemerdekaan bagi anak bangsa oleh sebab itu 17 Agustus memiliki makna yang sangat membekas di hati bangsa ini.
65 tahun sudah bangsa kita merdeka...tapi bukan berarti perjalanan bangsa kita akan terbebas sepenuhnya dari masalah..Masalah akan selalu ada...semakin tua umur bangsa kita,seharusnya kita makin 'bijaksana'...menjadi rakyat dgn kualitas yg tambah baik...tidak terjebak dlm tindakan yg bodoh yg bisa menghancurkan bangsa & negara sendiri .
Yang bisa saya lakukan untuk bulan agustus ini akan saya lakukan. Dan beberapa profesi serta kegiatan telah dilakukan walaupun belum maksimal. setidaknya sudah saya tunjukan kepada bangsa sebagai salah satu ucapan terimakasih kepada bangsa sebagai salah satu ucapan terimakasih saya kepada bangsa dalam meneruskan dan mempertahankan semangat para pejuang untuk membangun bangsa ini dengan segala kemampuan dan tentunya dengan ilmu yang sudah saya dapatkan. Terimakasih atas perjuanganmu........
Semoga mendapat posisi yang layak disamping-Nya.. Amiiin ........